Gangguan
atau Penyakit Pada Sistem Ekskresi Manusia
1.
Gangguan
pada ginjal
a.
Albuminuria
Albuminuria
adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain
dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi ginjal.
Adapun cara pencegahannya adalah :
1)
Untuk
mengurangi resiko terjadinya albuminuria mungkin bisa dimulai dengan
membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus.
2)
Tidak
mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya
protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang,
baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
b.
Batu
ginjal
Batu
ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,
saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak
bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium
fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan
terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat
menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal
karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran
ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal. Penyakit ini dapat diatasi dengan
pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam
kalium.
Cara
pencegahan :
1)
Perbanyaklah
minum air putih minimal 8 gelas sehari
2)
Hindari
minum atau memasak menggunakan air yang kandungan kapurnya tinggi
3)
Lakukan
olahraga rutin
4)
Jangan
duduk terlalu lama saat bekerja
5)
Jangan
menahan buang air
6)
Hindari
makanan yang mengandung kalsium tinggi.
c.
Gagal
ginjal
Gagal
ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu
ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan
tetap menimbulkan resiko sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea
dalam tubuh dan kematian.
Cara
pengobatan
1)
Melakukan
cangkok ginjal
2)
Melakukan
cuci darah secara rutin
d.
Glukosaria(diabetes
meletius)
Glukosuria
adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut
sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis. Kadar glukosa dalam darah
meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali
kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
Pencegahan
:
1)
Kontrol
pola makan
2)
Olahraga
teratur
3)
Menjaga
berat badan
4)
Kelola
faktro resiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5)
Bagi
yang beresiko tinggi, periksa glukosa darah setiap tahun
Pengobatan :
1)
Diet
2)
Olahraga
3)
Minum
obat sesuai petunjuk dokter
4)
Suntik
insulin
e.
Hematuria
Hematuria
adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit
tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi
akibat gesekan batu ginjal.
f.
Nefritis
Nefritis
adalah kerusakan bagian nefron ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis
biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus. Rusaknya nefron mengakibatkan
urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga
timbul pembengkakan di daerah kaki.
Pengobatan
:
1)
cangkokan
ginjal
2)
cuci
darah secara rutin.
2.
Gangguan
pada hati(hepar)
a. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang
disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus
hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B
lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Pencegahan :
1)
Hepatitis
dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
2)
Jarum
untuk akupuntur atau tatto harus steril
3)
Hindari
pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur atau sisir
4)
Hindari
aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan
5)
Hindari
mendapat donor darah yang tidak resmi
Pengobatan :
1)
Melalui
kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis
2)
Pengobatan
suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu pemulihan sel
hati yang rusak
b.
Kanker
hati
Kanker hati terjadi apabila sel
kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah
Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari
hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan
hemochromatosis.
c.
Koletasis
dan Jaundice
Kolestasis merupakan keadaan
akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita
kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K
oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di
hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen
empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan
ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan
feses lebih terang.
d.
Penyakit
kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh
tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat
dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi
kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata
berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena
di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna
kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
e.
Perlemakan
hati
Perlemakan hati terjadi bila
penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh
jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab
kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi
alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena
alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
f.
Sirosis
hati
Sirosis hati adalah keadaan
penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat
banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus
Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena
penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat
disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi
(seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma
hepatikum).
3.
Gangguan
pada paru
a.
Asma
Asma
dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan
penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini
ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak
menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau
telah tercemar akan memicu serangan asma.
Pencegahan
:
Langkah
tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi
faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap
penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi
pemicu serangan asmanya.
Pengobatan
:
Penyakit
Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya
serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian
obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan
yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan
gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan
pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin
(Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan
saluran pernafasan.
b.
Asbetosis
Adalah
suatu penyakit saluran pernafasan yang di sebabkan oleh menghirup serat-serat
asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika
terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.
Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalanpleura (selaput yang melapisi
paru-paru).
Pencegahan
:
Asbestosis
dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang
ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi
pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Pengobatan :
Pengobatan
suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase,
perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir.
Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun
melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan
pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak
bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
c.
Bronkhitis
Penyakit
bronkitis disebabkan oleh peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara
menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus.
Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
Pencegahan
:
1)
meningkatkan
daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
2)
menghentikan
kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif
yang sangat berbahaya.
Pengobatan :
Untuk pengobatan bila disebabkan
oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter.
Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan
gejala.
d.
Emfisema
Emfisema
disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru.
e.
Kanker
paru
Kanker
paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan
paru. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ
lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau
otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%),
sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel,
klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker
paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Pencegahan
:
1)
Berhenti
dan hindari merokok
Pengobatan :
1)
Tindakan
operasi pembedahan mengangkat sell kanker
2)
Tindakan
Therapy Radiasi
3)
Tindakan
Therapy Kemotherapy
4)
Tindakan
penyuntikan Photodynamic (PTD)
5)
Pemberian
Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru.
f.
Paru
hitam
Paru-paru
hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang
lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam,
tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko
menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan
terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50
tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
Pencegahan
:
1)
Menghindari
debu batubara pada lingkungan kerja.
2)
Pekerja
tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun
Pengobatan :
1)
mengobati
komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru).
2)
Jika
terjadi gangguan pernapasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran.
g.
Pleuritis
Pleuritis
adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran
yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat
napas sangat menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang
disebut efusi pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan
membran itu.
h.
Pneumia
Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru
khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena
alveolus dipenuhi oleh cairan.
Pencegahan
:
1)
Selalu
memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat
2)
Biasakan
untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi
3)
Berolahraga
secara teratur.
Pengobatan :
1)
Meminum
antibiotik.
2)
Menghindari
asap rokok
i.
Sinusitis
Sinusitis
adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu rongga berisi udara yang letaknya dalam
rongga kepala di sekitar hidung. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai
kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran
keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya
infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan
pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus
sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung. Alergen yang terhirup
seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain
menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas
timbulnya serangan sinusitis.
Pencegahan
:
1)
Infeksi
virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya
istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur.
2)
Hindari
juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan
jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi.
3)
Jenis
alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau
dikurangi.
Menyelam
dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus
sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.
Pengobatan :
1)
Suntikan
anti alergi
2)
Menghindari
pencetus alergi
3)
Semprotan
hidung yang mengandung kortikosteroid untuk membantu mengurangi bengkak di
rongga sinus
4)
Tindakan
operasi untuk membersihkan dan mengeringkan rongga sinus mungkin diperlukan
terutama bagi pasien yang mengalami peradangan yang berulang.
j.
Tubercolosis(TBC)
Penyakit
TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat
menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
Pencegahan
:
1)
Menghindari
kontak dengan penderita TBC
2)
Menghindari
penggunaan alat makan bergantian dengan pengguna TBC
Pengobatan :
Pengobatan untuk TBC bila sudah
diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan
karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita
TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan
penyakitnya.Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang
sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah
karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus
diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini.
Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan
menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.
4.
Gangguan
pada kulit
a.
Biduran
Biduran
disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia. Biduran
ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal.
Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari.
Pencegahan
:
1)
Menghindari
faktor-faktor penyebab tim bulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan dan
bahan kimia.
Pengobatan :
1)
Menggunakan
resep obat dari dokter
b.
Kanker
kulit
Penyakit
kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan.
Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang,
karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Pencegahan
:
1)
Menggunakan
tabir surya
2)
Mengurangi
kontak langsung dengan matahari
c.
Kurap
Penyakit
Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh jamur. Gejala
kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit
dan dikelilingi lingkaran merah muda.
Pencegahan
:
1)
Mencuci
tangan yang sempurna.
2)
Menjaga
kebersihan tubuh.
3)
Mengindari kontak dengan penderita.
Pengobatan :
1)
Menggunakan
anti jamur yang mengandung mikozanol dan kloritomazol
d.
Panu
Panu
adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau
ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah
tergantung warna kulit si penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja
usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur
tua.
Pencegahan
:
1)
Menjaga
kebersihan badan.
2)
Usahakan
agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab.
3)
Pakaian
dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang lembab memicu
tumbuhnya jamur.
4)
Jangan
menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu.
Pengobatan :
Panu
dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan
kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat
digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.
e.
Psosiaris
Penyebab
pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak
penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita,
yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T
yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara
berlebihan.
Pengobatan
:
Psoriasis
belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan
gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan
yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.
f.
Ringworm
Ringworm
adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan
timbulnya bercak lingkaran di kulit.
Pencegahan
:
Pencegahan
penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab.
Pengobatan
:
Pengobatannya
dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.
g.
Skabies
Kudis
(scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala
gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul
di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat,
kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Pencegahan
:
1)
Mencuci
sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan
dengan air hangat dan deterjen.
2)
Menjaga
kebersihan kulit.
0 komentar/comment:
Posting Komentar